HMI Blitar | Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke-28 akhirnya berhasil memilih
ketua umum baru kemarin (Senin, 15/4) di Gedung Olahraga Remaja (GOR)
Ragunan, Jakarta Selatan.
Arief Rosyid menjadi nakhoda baru HMI
setelah memperoleh dukungan suara terbanyak, 283 suara, mengalahkan
kandidat petahana Noer Fajrieansyah yang hanya mendapat 65 suara pada
pemilihan putaran kedua.
Sebenarnya ada tiga kandidat yang lolos
untuk maju di putaran kedua. Yaitu, Arief Rosyid, Nur Fajriansyah, dan
Mulyadi. Tapi Mulyadi mundur dan mendukung Arief Rosyid.
Setelah mendapatkan amanat dari peserta Kongres, Arief bertekad menjalankan visi-misinya, yaitu “HMI untuk Rakyat”.
Penyelenggaraan
kongres sempat diwarnai kericuhan, tertunda beberapa kali, dan sempat
muncul wacana untuk menundanya hingga tiga bulan ke depan.
Tak
hanya itu, pelaksanaan kongres pun hingga empat kali harus berpindah
tempat. Dari Hotel Borobudur, Jakarta Pusat sebagai tempat pembukaan,
kemudian di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur sebagai arena
kongres, lalu berpindah ke Gedung Insan Cita (GIC) Depok, dan berakhir
di GOR Ragunan.
Saat di Asrama Haji Pondok Gede, sejumlah peserta
kongres bahkan sempat merusak dan membakar fasilitas yang ada. Berjalan
sampai dua minggu di lokasi tersebut, kongres pun dipindahkan ke GIC,
dan belum menghasilkan keputusan apapun.
Hampir sama dengan di
Asrama Haji, di GIC pun kongres diwarnai kericuhan selama hampir 10
hari. Sidang-sidang yang semestinya dilakukan selalu tertunda. Gedung
GIC juga bernasib sama dengan di Asrama Haji, sejumlah bagian mengalami
kerusakan ringan, dari pecahnya sejumlah kaca, hingga rusaknya kursi,
meja, dan lainnya.
Selepas di GOR Ragunan pun, kongres kembali
ricuh. Bahkan, sempat terjadi insiden pemukulan, penganiayaan, dan
pengeroyokan yang dilakukan sejumlah oknum peserta kongres, partisan,
maupun panitia, terhadap pimpinan sidang Kongres ke-28, yakni Saifudin
alias Udin PO.
Terkait insiden pemukulan terhadap Saifudin atau
Udin PO, Arief menegaskan, pihaknya akan segera mengusut kejadian
tersebut, mencari pelakunya, dan menyelesaikannya secara tuntas.
“Akan
kita usut, kita akan cari tahu siapa pelakunya, kita kan pertemukan,
kalau masih keberatan, korban bisa ke aparat penegak hukum, tapi kita
akan selesaikan secara kekeluargaan dulu,” tegas Arief. [zul RMOL]
sumber : independensia.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !