Artis narsis - HMI BLITAR RAYA | HMI Komisariat Syarif Hidayatullah Blitar
kasihmura.com
|
Profil G+ Profil Facebook Profil twitter profil Youtube rss feed comment feed
Headlines News :

Test Footer 2

Diberdayakan oleh Blogger.
Home » » Artis narsis

Artis narsis

Written By HMI Blitar on Jumat, 12 April 2013 | 07.58



NARSISME ARTIS
(KEJAHATAN DI DUNIA ENTERTAINMENT)
Oleh
M.Siroju Munir[1]


Dunia hiburan memang sebagai sebuah magnet yang menarik semua kalangan. Bagaikan gula, di sana selalu ada semut. Selain mendapatkan honor/gaji yang besar didunia hiburan memang menjadikan seseorang akan popular dan dikenal oleh public. Ingat lagu keong racun? Andai aku gayus tambunan?udin sedunia? Dan chaiya-chaiya? Lagu keong racun di populerkan oleh lipsink duo SinJo (Shinta-Jojo) kemudian  yang terakhir lagi adalah Norman Kamaru mantan Brimop yang keluar dari satuannya hanya karena terpengaruh masuk dunia entertainment.
Seperti uraian di atas media hari ini telah menjadi kebutuhan pokok bagi semua orang. Kebutuhan akan informasi tidak lagi menjadi kebutuhan sekunder atau bahkan tersier lagi akan tetapi menjadi kebutuhan utama. Prof. Amien Rais dalam salah satu bukunya[2]menyatakan bahwa media sebagai salah satu delapan pilar kehidupan bangsa akan tetapi media juga bisa menghancurkan bangsa karena media bagai dua sisi mata pedang.
Para pekerja media khususnya televisi mempunyai pengaruh yang besar bagaikan teori jarum suntik hipodermik, paradigm penonton bisa dikonstruksi oleh media hiburan terlepas konstruksi media tersebut bersifat positif ataupun negative.
Oleh karena dunia media hiburan menjanjikan seribu satu macam keuntungan maka banyak sekali orang berlomba-lomba memasuki dunia ini apakah itu jadi bintang film, bintang iklan, model, penyanyi dan lain-lain. Banyak sekali acara-acara yang diselenggarakan untuk menyeleksi  para calon artis mulai dari seleksi calon penyayi (Indonesian idol, KDI, AFI, MAMAMIA) calon pelawak (API), calon chef (master chef), calon pesulap, dan bakat-bakat lain.
Seleksi-seleksi yang dilakukan cukup ketat dan diselenggarakan diseluruh kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Makasar, Medan, Palembang dll. Mereka[3]menggandeng sponsor-sponsor ternama untuk membiayai kontes seleksi bakat. Setelah proses seleksi dilakukan maka diambil delapan besar dari kota-kota tersebut kemudian melanjutkan seleksi lagi di Jakarta untuk menjadi superbintang.
Setelah sampai di Jakarta para calon bintang akan ditempatkan di asrama untuk bergabung dengan calon-calon lainnya diberbagai kota, keseharian mereka diatur dengan jadwal sesuai dengan scenario, selain itu seluruh aktifitas keseharian yang telah diatur juga dipublikasikan keseluruh Indonesia melalui tayangan TV. Pertanyaan lanjutan adalah apakah keseharian yang mereka jalankan dan ditonton oleh ribuan penggemarnya sesuai dengan hati nurani mereka(calon superstar)? Apakah mereka menjalani dengan enjoy atau dengan terpaksa?
Selanjutnya setiap akhir pekan para calon bintang akan unjuk kebolehan mereka dalam panggung spektakuler[4] mekanisme ini berlaku pada beberapa acara ajang pencarian bakat. Dalam proses unjuk kebolehan tersebut, durasi dari stasion TV penyelenggara luar biasa panjang. Bayangkan tayangan dimulai dari jam 7 malam hingga jam 12 malam.
Dalam acara tersebut memang disediakan juri untuk member komentar, akan tetapi  juri terdiri dari beberapa orang yang mempunyai kapasitas dan kapabilitas tidak punya hak untuk memutuskan calon yang lolos atau tidak. Mereka hanya punya hak untuk mengkomentari dan menyelamatkan satu peserta saja dalam seluruh even sampai selesai[5].
Mekanisme penilaian ditentukan oleh poling sms yang dikirimkan oleh penggemar dari rumah. Biasanya pembuat acara bekerjasama dengan conten provider untuk bisnis ini, satu kali sms bertarif 2000 Rupiah yang artinya tiap 1000 sms maka yang dikeluarkan adalah Rp 2juta rupiah. Kejadian dipermukaan tentunya tidak seperti yang sebenarnya teori dramaturgi berlaku disini. Kelihatannya penggemar calon bintang ini memperoleh dukungan sangat besar sekali akan tetapi sebenarnya dia sendiri yang mengirim sms dukungan untuk dirinya.
Kalau tiap pekan peserta agar tidak keluar dari kompetisi harus mengeluarkan uang untuk mencapai target dukungan sms maka berapa banyak yang harus dikeluarkan sampai akhir kompetisi? Itupun hanya satu orang yang menjadi juara sedangkan yang lainnya akan kembali ke kehidupannya semula dengan hutang banyak sekali serta meninggalkan kahidupan fatamorgana mereka.
Dalam hal ini siapa yang diuntungkan? Analisa penulis mengatakan bahwa pembuat acara seleksi bakat dan konten provider yang diuntungkan dalam hal ini. Sedangkan para peserta kompetisi seleksi bakat sangat dirugikan dengan impian-impian semu sedangkan konten provider hanya mengeluarkan tidak lebih dari 5% dari keuntungan untuk hadiah juara.
Bagitu susah hanya untuk menjadi calon artis saja apalagi kalau sudah menjadi artis. Prsaingan di dunia entaertainment lebih kejam daripada persaingan politik. Sang artis rela menggadaikan kehormatannya hanya untuk mendapatkan peran utama sehingga kualitas film di Indonesia hari ini semakin menurun karena pemeran utama bukan artis yang berkualitas melainkan karena dekat dengan produser.
Fenomena lain yang bisa disorot adalah adanya narsisme dari beberapa orang yang ingin secara instan menjadi artis, mereka meng up-load kebolehan di you-tube. Ingatkan Norman Kamaru? Fenomena narsisme menjadi artis adalah hal yang mengkhawatirkan karena indikator kesuksesan hanya diukur kalau menjadi artis. Mereka berlomba-lomba eksis di dunia maya karena ingin eksis seperti Justin Bieber yang sukses karena up-load di you-tube.
Akhir tulisan penulis hanya menekankan kasuksesan tidak dihitung dari berapa banyak materi dan popularitas yang didapatkan akan tetapi berapa bahagia kita menjalani kehidupan.


[1] Penulis adalah Mahasiswa Komunikasi Universitas Islam Balitar (UIB) Jurusan Ilmu Komunikasi
[2] We our nation, agenda mendesak bangsa selamatkan Indonesia, yogjakarta, 2008
[3] Agen pencari bakat
[4] Bahasa yang sering digunakan untuk istilah unjuk kebolehan tiap akhir pekan
[5] Mekanisme ini seperti di Indonesian idol tetapi mekanisme ini juga nampaknya berlaku dibeberapa pencarian bakat.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : adadeny.com | Template | Blogger
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. HMI BLITAR RAYA | HMI Komisariat Syarif Hidayatullah Blitar - All Rights Reserved
Original Design by adadeny.com Modified by Deny`s